Temen : benter lagi mo 17 agustus ga kerasa ya udah mo hari kemerdekaan lagi..
gw : iya sob
Temen : lu masih hafal sila2 Pancasila bro?
gw : eeee.. hafal.. eeeee.. -__-"
Temen : coba sebutin atu2..
gw : -__-*
Sebuah percakapan ringan saat menunggu bedug maghrib bersama seorang temen itu pun menjadi pemikiran gw dan yang dari awalnya ringan perlahan2 menjadi beban berat buat gw.
Gw yang ngerasa masih menjadi generasi Pancasila, yang dididik dengan cara CBSA dan sering diikutkan penataran P4 saat sekolah masih gelagapan menjawab pertanyaan sederhana tersebut. *Btw, FYI gw berhasil menjawab sila2 pancasila walopun dengan terbata2*
Bagaimana dengan generasi2 PS & game online?
Bagaimana dengan generasi 4L4Y?
Bagaimana dengan generasi gadget freak?
Masih pada inget ga? masih pada tau ga? or emang da di pedulikan lagi?
Dari percakapan ringan kami tadi, chitchat pun berkembang menjadi test ingatan akan hal2 yang berhubungan dengan kenegaraan
1. Coba sebutin gambar2 apa aja yang ada di perisai sang garuda
2. Nyanyiin lagu garuda Pancasila
3. Masih hafal gak lagu kebangsaan Indonesia Raya
4. Siapa pencipta lagunya
5. Nama Presiden Pertama pasti tau, tapi coba sebutin nama2 wakil Presiden dari yang pertama
6. dll
dan hampir dari semua pertanyaan kita dan jawaban2nya akan diikuti dengan derai tawa getir, yang mengingatkan gw bahwa sebagai seseorang yang mengaku Orang Indonesia tapi gw GAGAL menunjukkan ke-Indonesia-an gw, kebayang malunya gw klo yang nanya itu orang asing. *gwpun termangu sedih*
Coba kalian juga sama2 inget2 ya, kira2 ada beberapa pertanyaan kah yang memerlukan waktu yang lumayan lama buat berpikir, hehehe..
Emang sih, barometer Nasionalisme ga diukur dari sana, tapi kayaknya klo sampai lagu Indonesia Raya aja nyanyinya sambil mikir kayaknya ada yang salah dengan sistem ke-Nasionalisme-an kita kan?
Gw ga akan bahas masalah sistem itu sih, karena ntar dibilang sok tau lagi, hehehe..
Tapi gw jadi inget saat nonton Indonesia vs Malaysia di Gelora Bung Karno saat penyisihan piala AFF yang lalu.
Bulu kuduk merinding saat semua orang berdiri serentak nyanyiin Indonesia Raya dengan tangan di dada, orang2 yang ga saling kenal saling peluk dan berteriak bersama saat kita gol dan saat kita menang, banyak orang yang menitikkan air mata dan bahkan marah saat kita kalah.
Atau kenangan di Nilam site saat kita ngadain Upacara Bendera atas inisiatif bersama sebagai ungkapan bahwa kita di remote area pun masih ingat akan kemerdekaan kita.
Bergemuruh dada saat semua rekan2 kerja yang sudah bertahun2 meninggalkan sekolah (SMA) dan sudah sangat lama sekali tidak melakukan upacara bendera dan ditengah bulan puasa pula, dengan segala daya ingatnya berusaha sesempurna mungkin melakukan tata tertib upacara dengan khidmat berdasarkan memory saja tanpa ada gladi bersih layaknya paskibra.
Dan tak terbendung rasa haru dan lelehan air mata beberapa rekan saat melihat beberapa expatriate yang notabene gak ngerti sama sekali sejarah bangsa dengan tanpa sungkan memberikan hormat kepada Sang Saka Merah Putih saat berkibar dipuncak tiang tertinggi.
Disitu terlihat bahwa sebenarnya kita cinta negeri ini, bahwa sebenarnya Nasionalisme itu ada tapi tersimpan disudut hati dan hanya meluap saat ada momen2 tertentu saja. Rasa Nasionalisme kita tertutupi dengan kebencian yang ditiupkan oleh media baik TV, koran, dll. yang sudah ga pernah lagi menyiarkan berita baik, semua hanyalah berita buruk dan busuk saja. Bahkan saat anak bangsanya ada prestasi sedikit, tiba2 dipolitisir sedemikian rupa untuk kepentingan pribadi atau golongan sehingga sang putra bangsa pun merasa terkhianati.
Sudah banyak para putra bangsa yang pindah dari negeri ini, dari ahli politik, teknokrat, sampai ke atlet olahraga. Bukan berarti mereka tidak cinta bangsa, karena gw yakin mereka punya. Tapi jikalau sang kekasih sudah tidak memperdulikan lagi maka logika pun berbicara, mereka punya keluarga yang perlu dihidupi.
Semoga ke depan Nasionalisme para generasi baru semakin tinggi
Semoga ke depan semakin banyak orang yang bangga menjadi putra putri negeri
Semoga ke depan semakin banyak pemuda pemudi yang bikin bangga ibu pertiwi
Selamat Ultah Negeriku, Dirgahayu Indonesia, Semoga makin jaya
-end-